Bunda pergi ke pasar sejak pagi-pagi sekali, tapi belum pulang hingga menjelang siang.
Tiba-tiba, sepupuku, Ahsa, menelepon dan memberi kabar bahwa ada kebakaran di
pasar kota. Hatiku cemas mengingat Bunda yang sedari pagi pergi ke pasar. Aku takut terjadi
sesuatu dengan Bunda.
“Coba kamu telepon bundamu, Alayya. Barangkali, beliau sudah pulang dari pasar, tetapi masih
berada di suatu tempat,” usul Ahsa. Tanpa berpikir panjang, aku langsung meraih ponsel
dan menghubungi nomor Bunda. Namun, panggilanku tak dijawab.
Pagi harinya, saat aku mengecek ponsel, ternyata Bunda membalas pesannya dalam bentuk
voice note. Bunda bilang, tidak bisa pulang dalam waktu dekat. Apakah Bunda menjadi korban
dalam kebakaran di pasar kota? Jika Bunda selamat, mengapa Bunda tidak mengangkat
telepon dariku?