Hai, Sahabat KKPK!
Mari kita baca cerita dari rubrik Pena Sahabat KKPK karya Zakia Nirmala, yang berjudul “Ecobrick Kursi Teras”. Cerita ini merupakan cerita terpilih Kompetisi Menulis Cerita Pendek “My Holiday Journal” yang diadakan KKPK Mizan. Jika Sahabat KKPK suka cerita ini, silakan sapa Zakia lewat akun IG @ita_wolisus. Selamat membaca!
Ecobrick Kursi Teras
Oleh Zakia Nirmala
Zakia Nirmala
Sumber: KKPK Mizan
Di rumahku, ada sebuah peraturan tidak tertulis. Apa itu? Jika ada kaleng, botol, atau pun kopi sachet yang sudah tidak digunakan lagi, akan kami cuci lalu simpan di plastik atau karung besar sesuai kategorinya. Niatnya agar bisa digunakan untuk kerajinan. Namun, kenyataanya, seiring banyaknya kesibukan, ‘sampah-sampah’ itu dibiarkan begitu saja, hingga ada 5 karung besar yang menumpuk bagai gunung di gudang rumah. Terlebih, setiap satu semester, karung berisi botol, kaleng, atau bungkus sachet itu harus diganti sebelum jebol. Merepotkan.
Kebetulan, liburan kali ini kami dan sekeluarga tidak jalan-jalan ke mana pun. Maka, Mama mengajakku dan Ayah untuk mengganti karung. Namun, apa yang terjadi? Ayah malah mengusulkan agar botol-botol bekas itu dijadikan kursi teras dengan konsep ecobrick.
Ada yang tahu ecobrick? Ecobrick atau bata ramah lingkungan adalah botol plastik yang diisi padat dengan sampah anorganik. Ecobrick bisa disusun menjadi apa saja, termasuk kursi, seperti usulan Ayah. Ecobrick juga benda yang kuat dan tahan lama, jika dibuat dengan teknik yang benar. Dengan banyak hal menguntungkan yang telah kusebutkan tadi, maka kami sekeluarga pun membuat ecobrick yang akan disusun menjadi kursi.
Pertama-tama, kami mencuci botol-botol plastik dan juga sachet-sachet bekas, tentunya agar bersih dari debu yang menempel selama bertahun-tahun. Rencananya, kami menggunakan tujuh botol minyak ukuran dua liter untuk satu kursi—kami berencana membuat empat kursi—dan tujuh puluh botol mineral ukuran 600 ml untuk meja, sedangkan alas meja akan kami buat menggunakan tripleks bekas. Setelah itu, kami memasukkan sachet-sachet kopi ke dalam semua botol. Selanjutnya, kami merekatkan satu botol dengan botol lainnya dengan lakban. Akhirnya, kursi dan meja beralaskan tripleks sudah jadi.
Zakia dan Ecobrick Hasil Karyanya
Sumber: Dokumentasi Zakia Nirmala
Namun, itu belum selesai. Kursi dan meja belum memenuhi standar kami. Maka, keesokan harinya, Mama memasang busa pada alas kursi yang kami duduki agar tidak terlalu sakit saat duduk di kursi ecobrick. Sekali lagi, kutekankan, itu belum selesai. Agar lebih menarik, kursi dililitkan dengan lakban berwarna, begitu juga dengan alas meja dari tripleks.
Hasilnya? Sangat bagus, indah, dan lucu karena mungil! Meski melelahkan—lebih dari seminggu kami melakukannya—aku puas dengan hasilnya. Jika ada waktu seperti liburan kali ini, aku ingin membuat kerajinan dari ecobrick lagi. Mungkin saja, dari hal kecil seperti ini, aku jadi ikut berpartisipasi dalam mengurangi limbah sampah, kan?