Pada umumnya, sains dan seni adalah bidang ilmu yang berbeda; sains merupakan ilmu yang objektif dan sebaliknya, seni merupakan ilmu yang cenderung subjektif. Namun, ternyata ada juga kesamaan keduanya! Seperti yang dilansir di luclalande.medium.com (29/11/2022), baik ilmu seni maupun sains adalah sebuah ekspresi yang didorong oleh keingintahuan, penemuan, aspirasi pengetahuan tentang dunia atau diri sendiri. Oleh karenanya, tak jarang, loh, seseorang bisa menyukai bahkan menggeluti kedua bidang tersebut. Buktinya, ada tiga ilmuwan terkenal dunia yang juga pandai di bidang kesenian! Masih enggak percaya? Ayo, simak siapa saja tiga ilmuwan tersebut.
Samuel Morse (1791–1872)
Sahabat KKPK familier enggak, sih, dengan sandi Morse? Apakah kamu tahu siapa penemu sandi Morse? Yup, ilmuwan yang bernama lengkap Samuel Finley Breese Morse inilah penemunya. Sandi Morse adalah asal muasal sebuah inovasi yang bernama mesin telegraf. Namun, pada masa sebelum ia menemukan sandi Morse, Samuel Morse tenyata juga merupakan seorang pelukis yang andal.
Pria kelahiran Charlestown, Massachusetts, Amerika Serikat, pada 27 April 1791 ini bahkan memulai kariernya sebagai seniman dan sempat menjual lukisan-lukisannya dari New England hingga Carolina. Ia pernah mengenyam pendidikan seni di Royal Academy, Inggris, dan dikenal memiliki gaya lukisan aliran romantis. Salah satu mahakaryanya yang berhasil didokumentasi adalah lukisan yang berjudul Dying Hercules. Lukisan ini sangat terkenal pada masa kejayaan Renaissance (masa peralihan dari Abad Pertengahan ke abad modern di Eropa, yakni abad ke-14–ke-17), yang membuat Morse dijuluki sebagai Leonardo Da Vinci-nya Amerika Serikat.
Leonardo Da Vinci (1452–1519)
Jika Morse lebih terkenal akan penemuannya di bidang ilmu pengetahuan, Leonardo Da Vinci lebih dikenal sebagai pelukis yang sudah melahirkan banyak mahakarya. Beberapa mahakaryanya adalah lukisan berjudul Mona Lisa dan Jamuan Terakhir. Namun, siapa sangka di balik kepiawaiannya melukis, pria berkebangsaan Italia yang lahir di Florence, Italia, pada 15 April 1452 ini sudah ikut berkontribusi dalam bidang anatomi, astronomi, dan teknik sipil. Wow, menakjubkan, bukan?
Salah satu penemuannya yang terkenal dan digunakan hingga saat ini adalah pembuatan sketsa kapal selam. Pada awalnya, ia tertarik meneliti ikan-ikan yang sedang berenang melawan arus air dan hubungannya dengan hambatan tekanan arus pada kapal. Lalu, dari pengamatan ini lahirlah lima sketsa mengenai badan kapal.
Nicolaus Copernicus (1473–1543)
“Bumi itu bulat.” Kira-kira siapa, ya, yang pertama kali mencetus teori ini? Dialah Nicolaus Copernicus! Saat itu, temuan teori tentang tata surya, dikenal dengan teori heliosentris, menuai kontroversi dan ditentang keras oleh orang-orang gereja di tempatnya yang menganggap bahwa matahari dan planet-planet mengitari bumi. Sebaliknya, teori heliosentris menjelaskan bahwa bumi dan planet-planetlah yang mengitari matahari. Namun, selain dikenal sebagai astronom modern dunia, ternyata Copernicus pada awalnya sempat mengenyam pendidikan seni, loh.
Dalam bukunya yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium, ia melahirkan sebuah karya, masih berhubungan dengan temuan teorinya, yaitu puisi berjudul “The Earth Moves” atau “Bumi yang Bergerak”. Tak hanya itu, ia pun sangat piawai membuat sebuah ilustrasi tata surya yang menunjukkan bumi dan planet-planet lain mengitari matahari. Kepiawaian seorang Copernicus dalam bidang seni ini ternyata dapat mendukung kemampuannya dalam bidang ilmu sains, ya!
Nah, dari tiga ilmuwan di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu sains dan seni bukanlah dua hal yang harus didebat dan diadu, justru kedua bidang ini dapat dikuasai secara bersamaan. Bahkan, dapat saling berkaitan untuk mendukung proses pembelajaranmu di sekolah, layaknya cerita tentang dua sahabat yang mempunyai kepandaian di bidang IPA dan seni bernama Halwa dan Rani, dalam serial komik Kecil-Kecil Punya Karya berjudul Science vs Art!. Keduanya kerap kali berdebat mengenai ilmu sains dan seni, bersikeras bahwa ilmu yang satu lebih baik daripada yang lainnya. Apakah mereka akan menemukan titik terangnya setelah menghadiri penyuluhan bertema Seni dalam Pengembangan Ilmu Pendidikan? Yuk, simak ceritanya! Pssst, ada empat cerita lainnya, loh, di komik ini.