Manfaat Menulis dan Menumbuhkan Semangat Menulis Anak

January 20, 2023

Manfaat Menulis dan Menumbuhkan Semangat Menulis Anak

Bersama Iwok Abqary

Iwok Abqary sudah menulis ratusan judul buku anak dan remaja berupa novel, picture book, dan komik di berbagai penerbit tanah air. Beberapa bukunya bahkan sudah diterjemahkan di Malaysia, Singapura, dan Australia. Sosok yang akrab dipanggil Kang Iwok ini sebelumnya sudah menjuarai berbagai lomba kepenulisan, di antaranya sebagai Penulis Terpilih Gerakan Literasi Nasional (GLN) Kemendikbud pada tahun 2018, 2019, 2020, dan 2022. Selain itu, ia menjadi penulis terpilih Sayembara Penulisan Bahan Literasi yang diadakan oleh Balai Bahasa Jawa barat pada tahun 2017 dan 2019. Meski kesehariannya disibukkan oleh pekerjaannya di salah satu perusahaan telekomunikasi, Kang Iwok terus menulis agar anak-anak merasa bahagia ketika membaca cerita-cerita yang ditulisnya.

Hobi membaca dan menulis Kang Iwok ini pun dimiliki kedua putrinya yang masing-masing sudah menerbitkan buku sendiri. Salah satu putrinya, Rayya Izarra Abqary, telah menerbitkan novel KKPK berjudul Kembar Tidak Akur pada tahun 2022. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, KKPK mengundang Kang Iwok untuk berbincang tentang pengalamannya dan berbagi tips untuk Ayah dan Bunda.

(Foto: Poster Seminar Daring KKPK. Sumber: KKPK Mizan)

Bagaimana cara Kang Iwok agar bisa sangat produktif dalam menulis, bahkan menurunkan semangat menulis ini kepada kedua putrinya?

Sebenarnya mungkin yang saya lakukan serupa dengan apa yang Ayah dan Bunda lakukan di rumah. Namun, tiga buah lemari buku besar berisikan koleksi buku saya, istri, dan anak-anak, dengan total sekitar lebih dari 1.000 judul buku, dapat menjadi pemantik semangat dan produktivitas menulis. Sementara, mengenai tipsnya, mungkin sudah banyak yang Ayah dan Bunda lakukan. Semoga masih ada beberapa tips yang bisa Ayah dan Bunda terapkan dari paparan saya.

Sebelumnya, saya ingin membahas tentang literasi terlebih dahulu. Literasi ini sudah menjadi agenda dunia. Menurut UNESCO, literasi merupakan seperangkat keterampilan nyata, khususnya pada keterampilan membaca dan menulis. Literasi ini pertama dibangun dalam keluarga kami melalui kegiatan dongeng sebelum tidur ketika anak-anak masih kecil, yang kemudian menjadi kegiatan rutin. Saya meyakini bahwa kegiatan ini tidak semata membacakan cerita pada anak, tetapi menciptakan bonding, ikatan emosional dengan anak-anak. Mereka sering kali tidak hanya ingin orangtuanya membacakan buku, tetapi juga menginginkan kedekatan ayah dan anak, apalagi bagi para orangtua yang bekerja atau memiliki kesibukan di luar.

Kedekatan emosional ini dibangun ketika membaca sebelum tidur di satu tempat tidur. Ada kontak mata antara orangtua dengan anak, ada cerita yang disampaikan. Mendongeng sebelum tidur ini saya lakukan sejak anak-anak masih sangat kecil. Kalau Ayah dan Bunda memiliki kendala, seperti buku-buku cerita anak di rumah sangat terbatas atau malah tidak ada sama sekali, Ayah dan Bunda bisa mendongeng tentang apa saja. Jika Ayah dan Bunda tidak bisa mendongeng, seharusnya itu juga bukan alasan, sebab anak-anak tidak menuntut sebuah dongeng yang terstruktur, seru, atau hebat. Kita bisa mendongeng tentang hal-hal kecil atau kejadian di sekitar, misalnya ketika melihat seekor kucing dan memulai cerita dengan bertanya, “Kucingnya warna apa?”. Maka anak-anak akan ramai sendiri menjawabnya. Ayah dan Bunda tidak akan kehabisan cerita karena kita bisa memancing dari jawaban-jawaban spontan anak-anak yang beragam dan penuh imajinasi. Dongeng sebelum tidur itu adalah cara berkomunikasi orangtua dan anak, yaitu ketika kita meluangkan waktu untuk memancing imajinasi anak-anak.

Kedua, family activities, atau kegiatan bersama keluarga, khususnya menjadikan toko buku sebagai tempat favorit. Sejak dini, saya membiasakan diri untuk mengajak anak-anak ke toko buku minimal satu bulan sekali. Anak-anak harus mengenal bahwa toko buku adalah tempat yang menyenangkan, tetapi kita tidak menghindari atau melarang bermain ke tempat-tempat rekreasi. Anak-anak berusia 6 tahun ke atas sebenarnya sangat mungkin untuk diberi kebebasan dalam memilih bukunya sendiri. Ssaya cukup mengawasi buku pilihan mereka sesuai usia dan menyesuaikan dengan budget yang ada. Misalnya, jika budget untuk membeli buku adalah Rp100.000, mereka harus memilih tiga buku untuk kemudian dipilih lagi berdasarkan ilustrasi, judul, atau lainnya. Saya akan mempertimbangkan harga ketiga buku itu, dan apabila melebihi budget, mereka harus memilih buku yang paling diinginkan.

Dengan memilih buku sendiri, mereka belajar membuat keputusan dan bertanggungjawab atas buku-buku pilihannya. Saya membebaskan mereka memilih, karena saya yakin semua buku yang ada di toko buku itu telah lolos uji dan bagus. Selain itu, jika orangtua yang memilihkan buku-buku, anak hanya antusias untuk sesaat dan tidak akan tertarik lagi, karena mungkin buku-buku itu tidak sesuai dengan minat atau selera mereka. Seperti halnya kita yang memiliki ketertarikan sendiri pada genre tertentu, kita juga tidak bisa memaksakan anak-anak untuk menyukai sesuatu yang tidak mereka sukai. Pada akhirnya, buku yang mereka pilih akan tuntas dibaca karena mereka sudah memiliki ketertarikan dari awal.

(Foto: Tetyana Kovyrina via pexels.com)

Ketiga, adakan waktu membaca bersama. Anak-anak adalah cerminan orangtua, sehingga apa pun yang dilakukan orangtua pasti akan dilihat dan ditiru oleh mereka. Jika Ayah dan Bunda lebih banyak membaca, anak-anak pun akan melakukan hal yang sama. Begitu juga jika Ayah dan Bunda lebih menyukai gawai seharian, pasti anak-anak akan melakukan hal yang dicontohkan. Jadi kita sebaiknya bijak dan menyisipkan waktu untuk literasi, khususnya ketika anak-anak masih  kecil, di sela kesibukan dan keseharian kita sebagai orangtua.

Misalnya, kita luangkan waktu pada akhir pekan untuk membaca bersama di satu tempat selama beberapa jam. Sesuai kesepakatan bersama, pada waktu khusus literasi ini, semua gawai dan televisi dimatikan sehingga kita semua membaca pada waktu yang kita siapkan dan biasakan.

Di mana Ayah dan Bunda dapat memperoleh buku anak?

Zaman sekarang, mungkin harga buku memang mahal, apalagi buku-buku khusus anak. Jadi terkadang untuk pergi ke toko buku pun sudah menghabiskan biaya yang lumayan untuk ongkos, dan ketika sampai, kita tidak menemukan buku yang cocok atau harganya terlalu mahal. Di toko buku sendiri sebenarnya kita masih bisa menemukan buku-buku anak dengan harga yang terjangkau. Namun, sebenarnya ada fasilitas lain yang bisa digunakan Ayah dan Bunda ketika tidak memiliki budget lebih untuk membeli buku, yaitu Taman Bacaan Masyarakat (TBM), perpustakaan, dan internet.

TBM ini sekarang sudah banyak dan koleksi bukunya sangat bagus serta beragam. Banyak buku di TBM dapat dipinjam; beberapa mungkin hanya bisa dibaca di tempat sehingga Ayah dan Bunda harus menyediakan waktu khusus bersama anak-anak.

Perpustakaan juga bisa menjadi alternatif ketika kita tidak memiliki budget untuk buku baru. Selain perpustakaan sekolah, setiap daerah sekarang sudah memiliki perpustakan daerahnya sendiri untuk mendapatkan buku gratis. Bagaimanapun, terlepas dari lokasi atau kondisi perpustakaannya, dari sekian ribu koleksi buku perpustakaan pasti ada buku-buku yang menarik perhatian anak-anak selama Ayah dan Bunda mau mencarinya.

Internet yang tersedia di gawai atau rumah sebaiknya tidak hanya digunakan untuk bermain media sosial saja. Ayah dan Bunda bisa mencari buku-buku gratis serta legal untuk anak-anak dan kita sendiri. Banyak situs yang bisa dikunjungi untuk membaca buku-buku luar negeri yang sudah diterjemahkan atau buku-buku penulis Indonesia yang sudah diterima masyarakat dunia. Selain Google Books, Ayah dan Bunda bisa mengunjungi Let’s Read, Room to Read, Paudpedia, Gerakan Literasi Nasional, dan Ipusnas untuk membaca buku-buku anak yang berkualitas.

Poin keempat yang menjadi pendorong semangat membaca adalah target. Saya pribadi membuat target dengan menanyakan hal yang ingin dicapai ketika mengenalkan literasi kepada anak sejak dini. Di sini saya ingin anak-anak tidak membenci buku, apa pun bukunya, khususnya buku pelajaran. Banyak anak membenci buku pelajaran sehingga ketika akan ujian, misalnya, mereka tidak mau belajar atau membaca sama sekali. Ketika anak-anak sudah mencintai buku, terlepas mereka mengerti atau tidak isinya, mereka mau membaca saja sudah sangat bagus. Saya tidak menargetkan anak untuk menjadi penulis. Mereka, kan, melihat ayahnya membaca dan menulis, sehingga mereka juga terdorong untuk punya coret-coretannya sendiri.

Terakhir adalah support, dukungan, dan apresiasi orangtua untuk kemampuan anak. Jangan sampai kita menginginkan anak-anak kita melek literasi tetapi kita sendiri malas melakukannya. Selain membelikan anak-anak kita mainan, sebaiknya kita juga menyiapkan budget untuk membeli buku anak-anak agar seimbang.

(Foto: Antoni Shkraba via pexels.com)

Saya merasa pengajaran literasi pada anak-anak sudah berhasil karena mereka senang dengan buku dan mampu bercerita dengan imajinasinya.

Leave a comment

Related Posts

DAR! Mizan Donasikan Buku untuk Anak-Anak Mentawai
DAR! Mizan Donasikan Buku untuk Anak-Anak Mentawai DAR! Mizan turut serta dalam kegiatan Bantu Buku untuk Anak Mentawai. Kegiatan ini merupakan program pengabdian masyarakat Institut…
Read More
Mencari Penulis sampai ke Kalimantan Timur
Mencari Penulis sampai ke Kalimantan Timur Kak Vicky, Editor KKPK, Berfoto Bersama para Peserta Kelas Kepenulisan KKPK di Samarinda  (Dokumentasi: KKPK Mizan) Pada 26 November…
Read More
Serunya Launching Komik dan Workshop Menulis di SD 2 Muhammadiyah Karangpawitan, Garut
Serunya Launching Komik dan Workshop Menulis di SD 2 Muhammadiyah Karangpawitan, Garut Para Penulis, Guru, Kepala Sekolah, Orangtua Penulis, dan Tim KKPK Berfoto Bersama di…
Read More
Roadshow KKPK dan Kidspreneur Community: I’m Ready to be a Writer!
Poster Acara Kelas Kepenulisan KKPK x Kidspreneur Community Sumber: Dokumentasi Kidspreneur Community Halo, Sahabat KKPK! Pada hari Jumat, 21 dan 28 Juli 2023, Tim KKPK…
Read More
Ikutan Roadshow KKPK, Bisa Jadi Penulis Cilik!
Profil Penulis KKPK, Daiva Khayra Prestian Sumber: Dokumentasi KKPK Mizan Halo, Sahabat KKPK! Kamu tahu enggak, kalau KKPK sudah menerbitkan buku hasil Roadshow KKPK di…
Read More
Roadshow KKPK di Festival Citylink: Dapat Ilmu dan Ketemu Banyak Teman Baru!
Roadshow KKPK di Festival Citylink, Bandung Sumber: Dokumentasi KKPK Mizan Halo, Sahabat KKPK! Pada hari Sabtu, 15 Juli 2023, Tim KKPK mengadakan roadshow di mal…
Read More